Musim lama tertunda, aku kembali pulih dalam lorong-lorong yang lama kehilangan tanda jernih, bukan tersesat bagi sebuah kepulangan pasti bermukim di puncak lengkap, naluriku pernah menghafalmu sebagai embun berahi membasah nafas pagi, mengarca tubuh siang menjadi patung kenangan, waktu lainnya aku nikmati berulang-ulang, lantas ia ialah sebuah malam gelap gagal menyembunyikan bayang; amat jarang dan sepasang hujan tanpa guruh namun cukup buat tujuh lengkung pelangi berwarna penuh.